Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dr. Kirana Pritasari, MQIH telah menghadiri Peringatan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia Tahun 2019 yang berlangsung di Auditorium Siwabessy, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rabu, 2 Oktober 2019.
Tema yang diusung kali ini adalah “Tantangan Perubahan Iklim, Saatnya Kesehatan Lingkungan Bergerak Bersama Secara Global”, serta sub tema “Aksi Adaptasi Perubahan Iklim Dalam Upaya Mewujudkan Lingkungan Sehat”.
Acara yang dihadiri kurang lebih 400 peserta dan lintas program dan sekor, pemerintah daerah, perguruan tinggi, rumah sakit, puskesmas, mitra, organisasi profesi dan organisasi non pemerintah terkait.
“Kami harap peserta yang saat ini mewakili provinsi dan kabupaten/kota, menjadi agent untuk memulai menerapkan kabijakan tersebut menjadi kebijakan daerah dan bisa diaplikasikan oleh petugas kesehatan lintas sektor dan mitra pembangunan yang lain,” ucap Dirjen Kirana.
Dirjen Kirana menjelaskan jika perubahakan iklim merupakan tantangan terbesar pada abad 21, yang berimplikasi pada determinan kesehatan yaitu sosial dan lingkungan, yang berkontribusi dalam menurunkan derajat kesehatan manusia. Telah menurunnya kualitas lingkungan akibat perubahan iklim mengakibatkan potensi lingkungan menjadi media penularan penyakit. Menurut WHO tahun 2019, perubahan iklim akan mengakibatkan penambahan sekitar 250.000 kematian per tahun antara tahun 2030 dan 2050. Penambahan jumlah kematian ini terutama disebabkan oleh malaria, diare, pajanan suhu panas, dan kekurangan gizi. Sedangkan kerugian ekonomi yang disebabkan perubahan iklimterhadap kesehatan diperkirakan 2 – 4 miliar dollar pada tahun 2030.
Dalam rangkaian Peringatan Hari Kesehatan Lingkungan Sedunia, Kementerian Kesehatan memberikan apresiasi dengan penghargaan kepada pemenang lomba fotografi, foto dan logo pangan serta meluncurkan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim Bidang Kesehatan dan Pemberian Penghargaan Iklim Bidang Kesehatan dan Pemberian Penghargaan STBM Award baik kepada kabupaten atau kota ODF dan Sanitarian atau Petugas Kesehatan Lingkungan terbaik dalam mempertahankan dan inovasi STBM berkelanjutan.