Payudara Nyeri dan ASI Tersumbat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

 

Payudara Nyeri dan ASI Tersumbat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya


Payudara Nyeri dan ASI Tersumbat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang si kecil, lho, Ayah dan Bunda. Banyak riset yang memaparkan adanya beda signifikan antara anak yang diberi ASI saat bayi dan yang hanya mengandalkan susu formula baik itu dari segi ketangkasan, kecerdasan, ketahanan fisik, bahkan kondisi psikis saat dewasa.

 

Bahkan bukan hanya bagi anak, bagi Bunda pun sebenarnya ada sejumlah manfaat pemberian ASI secara rutin, yaitu:

 

  1. Menurunkan risiko kanker payudara

  2. Menstabilkan kondisi mental dan psikis Bunda

  3. Menyembuhkan trauma pasca persalinan, karena kontak dengan si kecil membuat ibu lambat laun terbiasa

 

Namun, ada kalanya ASI tiba-tiba susah keluar, sehingga si kecil enggan menyusu. Selain itu, area salah satu payudara juga bengkak dan keras serta terasa nyeri.  Padahal Bunda sudah makan cukup dan merasa tidak melakukan perubahan dalam rutinitas. Kira-kira, apa yang membuat ASI tersumbat dan adakah cara mengatasinya?

 

Ciri-Ciri ASI Tersumbat

Dalam istilah medis, kondisi ini bisa disebut ASI tersumbat (blocked ducts). Ada sumbatan di area kelenjar susu yang membuat ASI tidak mengalir lancar dari puting, sehingga mulut bayi kesulitan mengisap sesuai kebutuhan. Ciri-ciri ASI tersumbat adalah:

  1. Payudara terasa panas dan bengkak serta kemerahan

  2. Muncul milk bleb; istilah untuk bintik putih kecil di area puting

  3. Terasa ada area yang keras dan bengkak yang terasa nyeri ketika ditekan

  4. ASI keluar hanya sedikit dan tersendat-sendat sehingga bayi enggan menyusu.

 

Penyebab ASI Tersumbat

Biasanya, masalah ASI tersumbat hanya menyerang salah satu area payudara. Keluhan ini biasa timbul karena Bunda memiliki salah satu atau gabungan dari sejumlah kondisi di bawah ini:

 

  1. Bundakelelahan, stres, atau kurang zat besi

  2. Produksi ASI jauh melebihi jumlah yang diminum oleh bayi

  3. Frekuensi menyusui yang kurang atau tidak rutin

  4. Payudara tertekan; bisa karena posisi tidur, salah memakai ukuran bra, dan lain-lain

 

Baca juga Protein untuk Menghentikan Penyebaran Kanker Payudara

Cara Mengatasi Masalah ASI Tersumbat

Jika Bunda mengalami tanda-tanda di atas, jangan keburu panik. Masalah ASI tersumbat ini bisa ditangani dengan segera asalkan Bunda sabar dan telaten. Beberapa pertolongan pertama yang bisa diambil ketika Bunda menyadari masalah ini adalah:

 

1. Pijat Laktasi

Cuci tangan dengan sabun yang bersih, kemudian pijat payudara Anda dengan gerakan memutar di sekitar puting sebanyak 15-20 kali. Urut pelan dari bawah hingga mengerucut ke area puting, lalu pelintir bagian puting pelan-pelan beberapa kali. Lakukan secara teratur setiap hari. Teknik ini juga bisa digunakan untuk menangani payudara yang bengkak karena memuat terlalu banyak ASI.

 

2. Kompres Payudara

Gunakan kompres hangat di area yang terasa bengkak dan keras. Langkah ini akan melebarkan pembuluh darah di sekitar payudara sehingga lama-lama sumbatan kelenjar susu akan lepas dengan sendirinya. Selain itu, membiasakan diri mandi dengan air hangat sesekali juga bisa membantu kesembuhan payudara Bunda.

 

3. Gunakan Pompa Payudara untuk Sementara

Kadang kala, penyebab ASI tersumbat adalah kelenjar susu Bunda mengalami stres atau trauma lecet karena gesekan dari mulut bayi. Sehingga, menggunakan pompa dan membuat si kecil minum dari sendok sementara bisa jadi solusi sementara Bunda fokus menyembuhkan payudara.

 

4. Hindari Stres dan Jaga Pikiran

Bunda, masalah ASI yang tersumbat  memang kerap terjadi di antara para ibu, bahkan yang sudah berkali-kali melahirkan. Ingatlah untuk selalu percaya bahwa kondisi ini akan segera diatasi dan kembali normal. Dengarkan musik kesukaan di waktu luang atau membaca buku sementara Ayah menjaga si kecil.

 

Baca juga Deteksi Kanker Payudara Sejak Awal

Jadi, tidak perlu panik kalau ASI tersumbat. Agar lebih bisa mengidentifikasi penyebab ASI tersumbat, Ayah juga harus mau berperan aktif menemani Bunda untuk berkonsultasi pada layanan kesehatan terdekat. Ayah dan Bunda semangat, si kecil pun sehat! 

Kalender

Artikel Terkait