Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis serius yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan masalah kesehatan lainnya. Penderita hipertensi sangat penting untuk dapat mengendalikan tekanan darahnya, sehingga membantu mereka dalam meningkatkan kualitas hidup. Dalam upaya tersebut, penderita hipertensi harus meningkatkan pengetahuan dan memahami apa itu hipertensi, penyebabnya, dan risiko yang ditimbulkan. Pemahaman yang benar harus diikuti sikap dan perilaku yang benar. Tanpa sikap dan perilaku yang benar, maka pemahaman yang benar tidak ada manfaatnya. Untuk itu, penderita hipertensi harus mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat, seperti mengatur pola makan, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres. Lebih utama lagi kepatuhan dan keteraturan minum obat sesuai yang diresepkan serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Di samping itu, penderita hipertensi harus mampu mengatasi dampak psikologis dari hipertensi agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Pengertian dan Gejala Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri (pembuluh darah) lebih tinggi dari normal. Tekanan darah ini berperan penting dalam mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Namun, ketika tekanan terlalu tinggi, jantung harus bekerja lebih keras dan dapat merusak pembuluh darah. Seseorang didiagnosa atau dikatakan hipertensi, apabila tekanan darahnya secara konsisten di atas 130/80 mmHg.
Hipertensi umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal, sehingga sering disebut sebagai "silent killer/pembunuh senyap." Namun, jika tekanan darah terus meningkat, maka gejala yang akan muncul antara lain sakit kepala, pusing, mimisan, gangguan penglihatan, sesak napas dan nyeri dada.
Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi beragam, seperti faktor genetik/keturunan atau riwayat keluarga, gaya hidup tidak sehat (kurang olahraga, asupan garam berlebih, konsumsi rokok dan alkohol), obesitas, usia, dan kondisi medis tertentu (penyakit ginjal, diabetes, dan gangguan hormon).
Dampak Hipertensi
Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti serangan jantung dikarenakan pembuluh darah koroner yang menyempit atau tersumbat akibat hipertensi, stroke skibat pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat, yang menyebabkan kerusakan otak, gagal ginjal dikarenakan hipertensi merusak pembuluh darah di ginjal, sehingga mengganggu fungsi ginjal dan aneurisma atau pelebaran abnormal pada dinding arteri, yang dapat pecah dan menyebabkan perdarahan hebat.
Pengelolaan Hipertensi
Pengelolaan hipertensi dilakukan dengan pengobatan secara teratur sesuai resep dokter, perubahan gaya hidup dengan olahraga secara teratur, mengontrol tekanan darah dan berat badan secara rutin, mengurangi konsumsi garam dan kafein, berhenti merokok dan minum alkohol, konsumsi makanan sehat, seperti perbanyak buah, sayur, dan biji-bijian, mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk membantu mengelola stres.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi
Secara umum, upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi dapat dilakukan dengan pendekatan kelas edukasi hipertensi, bincang-bincang dengan ahli gizi dan psikolog atau psikiater, demo memasak makanan sehat untuk penderita hipertensi, senam bersama melalui program Prolanis dan skrining atau pemeriksaan kesehatan secara berkala. Upaya tersebut dapat terintegrasi dengan upaya promosi Kesehatan. Materi yang disampaikan pada kegiatan tersebut harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan pemahaman peserta, tentunya dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan contoh-contoh yang relevan.
Upaya Penyehatan Jiwa Penderita Hipertensi
Hipertensi tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang. Stres, kecemasan, dan depresi yang sering kali menyertai hipertensi dapat memperburuk kondisi kesehatan penderita hipertensi secara keseluruhan. Jadi, hipertensi erat kaitannya dengan masalah kejiwaan, sehingga pencegahan dan pengendalian hipertensi harus dilaksanakan secara terintegrasi dengan penanganan masalah kejiwaan pada penderita hipertensi.
Kaitan Hipertensi dan Kesehatan Jiwa
Stres dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Sebaliknya, naiknya tekanan darah yang berkepanjangan juga dapat memicu dan meningkatkan stres dan kecemasan. Hipertensi seringkali juga dikaitkan dengan gangguan tidur seperti insomnia, yang dapat memperburuk suasana hati dan meningkatkan risiko depresi. Hipertensi yang tidak terkontrol dan tidak terkendali dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan, mempengaruhi aktivitas sehari-hari, dan hubungan sosial. Hipertensi dan gangguan atau masalah kejiwaan seperti lingkaran setan, saling mempengaruhi dan dapat berakibat buruk terhadap kualitas hidup.
Integrasi Promosi Kesehatan Fisik dan Jiwa pada Penderita Hipertensi
Menurut Leavel and Clark, dalam dunia kesehatan masyarakat dikenal 5 (lima) tingkat pencegahan penyakit yang dikenal dengan five level of prevention, yaitu promosi kesehatan, perlindungan khusus, diagnosis dini dan pengobatan yang cepat, pembatasan kecacatan dan rehabilitasi.
Untuk keberhasilan pengendalian hipertensi, tidak hanya dilakukan diagnosis dini dan terapi medis, tetapi juga memerlukan upaya promosi kesehatan, perlindungan khusus, pembatasan kecacatan dan rehabilitasi. Upaya promosi kesehatan pada penderita hipertensi, tidak hanya untuk peningkatan kesehatan fisik penderita, tetapi juga jiwanya, mengingat kondisi hipertensi tidak terlepas dari kondisi mental atau kejiwaan seseorang.
Hal penting dalam melakukan promosi kesehatan jiwa pada penderita hipertensi adalah meningkatkan kesadaran penderita hipertensi tentang pentingnya kesehatan jiwa, terutama dalam mengatasi masalah gangguan tidur, stres, cemas, dan lain-lain. Selanjutnya, mengurangi stigma terkait masalah kesehatan jiwa pada penderita hipertensi. Penderita hipertensi biasanya mengalami gangguan emosional, sehingga cenderung mengalami stigma dan diskriminasi. Upaya penting lainnya adalah meningkatkan keterampilan penderita hipertensi dalam mengelola dan mengatasi stres dengan membekali keterampilan penderita hipertensi dalam mengelola stres, kecemasan, dan depresi. Berikutnya membantu penderita hipertensi menjalani hidup yang lebih berkualitas dan bahagia.
Untuk mencapai hal-hal tersebut, perlu dilakukan promosi kesehatan jiwa secara sederhana dan pentingnya menjaga kesehatan jiwa. Penderita hipertensi dan keluarganya perlu diberittahu bahwa hipertensi dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku seseorang. Untuk itu, mereka harus mengetahui gejala umum gangguan kesehatan jiwa seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur. Terkait dengan hal tersebut, mereka harus mengetahui teknik mengelola stres, termasuk teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, yoga, atau teknik relaksasi otot progresif. Orang-orang di sekitar mereka juga diberitahu tentang pentingnya membangun hubungan sosial yang positif dan mencari dukungan dari keluarga dan teman. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kapan mereka harus mencari bantuan professional, termasuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Penyampaian hal-hal tersebut dapat dilakukan melalui penyuluhan, dengan kelompok diskusi, ceramah, atau workshop. Cara lainnya dengan konseling untuk memberikan dukungan individual atau kelompok dalam mengatasi masalah emosi. Melatih kesadaran diri untuk mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup juga sangat penting. Selanjutnya dapat didukung dengan terapi kelompok dengan cara memfasilitasi kelompok diskusi bagi penderita hipertensi untuk berbagi pengalaman dan saling mendukung. Bagi penderita yang melek teknologi, dapat didukung dengan menyediakan informasi dan alat bantu untuk mengelola stres dan kecemasan melalui aplikasi mobile. Dengan mengintegrasikan promosi kesehatan jiwa dalam upaya pengelolaan hipertensi, kita dapat membantu penderita hipertensi mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Untuk membantu penderita hipertensi mencapai kualitas hidup yang lebih baik, perlu mengintegrasikan kesehatan jiwa dalam upaya pengelolaan hipertensi. Jangan takut konsultasi ke psikolog atau psikiater. Jiwa tenang, hati senang, tidur nyaman, hipertensi terkendali.