Memiliki bayi tentu adalah momen yang membahagiakan. Sebagai ibu, wajar untuk khawatir bila si kecil tiba-tiba jatuh sakit, apalagi bagi Bunda yang baru memiliki anak pertama. Merasa panik atau bingung bila bayi jatuh sakit adalah hal yang sangat wajar. Tapi, pastikan dulu kapan Ayah dan Bunda perlu segera membawa bayi ke tenaga kesehatan atau dokter.
Biasanya anak disarankan untuk dirujuk ke dokter apabila mengalami beberapa tanda-tanda seperti di bawah ini:
1. Memiliki demam tinggi hingga 37,5 derajat celsius atau lebih. Suhu bayi yang normal adalah sekitar 36,5 derajat hingga 37,5 derajat.
2. Anak kesulitan menyusu atau menelan.
3. Apakah napasnya tidak normal? Napas bayi usia 0-12 bulan biasanya sekitar 50 kali atau lebih tiap menitnya. Bayi yang masih di bawah 12 bulan memang memiliki frekuensi bernapas yang lebih cepat dari anak yang sudah berusia lebih tua. Bunda bisa memastikan dengan mencoba menghitung napas tiap detiknya.
4. Apakah anak sempat kejang? Apabila ya, jangan masukkan benda apapun ke dalam mulutnya.
5. Diare tidak berhenti atau ada darah dalam tinja.
6. Muntah terus menerus.
7. Memiliki luka luar atau benjolan yang mengeluarkan cairan atau nanah.
8. Kulit dan mata bayi kuning.
9. Menangis atau merintih terus menerus.
10. Tinja bayi berwarna pucat.
11. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah.
Nah, bagaimana kalau bayi tidak memiliki salah satu tanda di atas tapi menujukkan gejala tidak sehat?
1. Pastikan kondisi bayi nyaman. Apakah ia kedinginan atau kepanasan? Mengenakan pakaian yang berbahan nyaman, tidak panas, serta memiliki daya serap yang baik?
2. Beri tambahan cairan, seperti air sayur, air tajin atau air matang. Bila usianya masih di bawah enam bulan, cukup beri ASI. Apabila suhu tubuh bayi meningkat tapi belum di atas 37,5 derajat, Bunda bisa mencoba menyusui bayi sesering mungkin hingga suhu tubuhnya menurun.
3. Selalu sedia obat yang dibutuhkan di rumah. Tidak semua obat bisa dikonsumsi oleh bayi, jadi Bunda juga harus memperhatikan pemilihan obat dengan hati-hati. Jika si kecil sudah di atas enam bulan, sediakan juga oralit untuk diare.
4. Jangan beri obat yang dilarang oleh dokter. Cukup susui saja sesering mungkin, kompres dengan air hangat, dan jangan selimuti bayi dengan pakaian atau kain tebal. Jangan berikan obat apapun kecuali diresepkan oleh dokter.
5. Jauhkan dari asap rokok, asap dapur, asap sampah, atau polusi kendaraan. Pastikan juga lingkungan sekitar bayi bersih dari debu dan kotoran.
Bila anak tidak mau makan
Bunda tidak perlu mengubah pemberian makan selama anak sakit, ya. Yang penting, memberi makanan sesuai kelompok umur dan kondisi anak. Simak tips di bawah untuk membujuk anak agar mau makan:
- Duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi anak
- Memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring atau mangkuk tersendiri sesuai dengan kelompok umur
- Memberi makanan kaya gizi yang disukai anak
ASI sangat bermanfaat untuk kesehatan anak di bawah usia dua tahun
Bunda, ASI sangatlah penting bagi bayi di bawah usia dua tahun, maka sebisa mungkin berikan ASI ekslusif selama enam bulan dan dilanjutkan dengan tambahan MPASI hingga usia dua tahun. Asupan ASI memberi peran sangat penting dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi, di antara lain:
-
Bayi akan tetap mendapat asupan gizi yang terkandung dalam ASI nutrisi yang terkandung dalam ASI
-
Bayi yang diberikan ASI akan mengalami penurunan risiko terkena penyakit dan kematian. Semakin lama bayi mengonsumsi ASI, semakin kecil risiko bayi terkena penyakit yang disebabkan oleh infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan dan saluran pencernaan
-
Ibu yang menyusu memiliki risiko lebih kecil terkena kanker payudara.
-
Menyusui berfungsi sebagai kontrasepsi alami selama ibu menyusui dan sebelum menstruasi.
-
Ada mikroorganisme baik di area hitam sekitar puting ibu yang baik bagi saluran pencernaan bayi
-
Semakin lama ibu menyusui, maka akan semakin kuat ikatan batin antara ibu dan anak
Jangan lalai Imunisasi
Yang terakhir, Ayah dan Bunda wajib tahu pentingnya imunisasi untuk membangun antibodi si kecil terhadap penyakit tertentu. Jangan lupa untuk terus lakukan imunisasi sesuai dengan jadwal yang disarankan, dan lakukan pemeriksaan rutin untuk bayi setiap bulannya di Posyandu.
Nah, sekian kiat-kiat menghadapi bayi yang sedang dalam kondisi sakit. Semoga Ayah dan Bunda kini bisa tahu apa yang harus dilakukan apabila bayi terlihat kurang sehat dan butuh perhatian ekstra, ya.
Sumber:
-
Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan World Health Organization, 2022
-
Pemberian Makanan Bayi dan Anak, Komunikasi Antar Pribadi Pencegahan Stunting, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
-
Buku Kesehatan Ibu dan Anak
Hyperlink:
Keyword:
ruam, popok, radang, demam