Dermatitis Numularis adalah kondisi kulit yang cukup langka, ditandai dengan adanya bercak berbentuk Koin
Pengertian
Dermatitis numularis adalah kondisi kulit langka yang ditandai dengan adanya bercak berbentuk koin pada kulit. Penyakit ini sering berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bahkan hingga beberapa tahun. Meskipun penyebab pasti dermatitis numularis belum diketahui, kondisi ini sering terjadi pada individu dengan riwayat alergi, asma, atau dermatitis atopik.
Dermatitis numularis sering kali muncul setelah terjadi cedera pada kulit, seperti luka bakar, goresan, atau gigitan serangga. Kondisi ini dapat menyebabkan timbulnya satu atau beberapa bercak yang memiliki lesi berbentuk koin, dan gejalanya dapat berlangsung selama beberapa bulan. Lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Penyebab
Penyebab dermatitis numularis belum diketahui dengan pasti. Namun, banyak orang yang mengalami kondisi ini memiliki riwayat alergi, asma, atau dermatitis atopik, atau memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Orang dengan dermatitis numularis juga cenderung memiliki kulit yang sensitif dan mudah mengalami iritasi.
Beberapa faktor diduga berkontribusi terhadap timbulnya dermatitis numularis, antara lain:
-
Perubahan suhu.
-
Stres.
-
Kulit kering.
-
Paparan iritan dari lingkungan, seperti sabun, logam, dan bahan kimia tertentu.
Gejala
Bercak pada kulit yang muncul akibat dermatitis numularis awalnya berupa bintik merah kecil dan luka yang menyerupai gelembung dan mengeluarkan cairan. Luka-luka ini dapat membesar dan membentuk bercak berbentuk koin.
Tanda khas dari dermatitis numularis adalah adanya bercak berbentuk koin pada kulit. Gejala ini sering terlihat pada lengan atau tungkai, namun dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk tangan. Bercak tersebut dapat memiliki warna coklat, merah muda, atau merah.
Terkadang, bercak tersebut dapat disertai rasa gatal atau terbakar, atau mengeluarkan cairan dan ditutupi oleh krusta. Kulit di sekitar bercak juga dapat mengalami kemerahan, krusta, atau peradangan.
Diagnosis
Diagnosis dermatitis numularis dapat diketahui melalui wawancara medis yang rinci, pemeriksaan fisik langsung, dan pemeriksaan tambahan jika diperlukan. Jika dokter mencurigai bahwa lesi tersebut disebabkan oleh reaksi alergi, tes alergi juga dapat dilakukan.
Pengobatan
Tanda dan gejala yang muncul akibat dermatitis numularis dapat sulit diatasi. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin.
Pengobatan dan penanganan dermatitis numularis meliputi:
-
Melindungi kulit dari goresan, sobekan, atau luka. Cedera pada kulit dapat memperburuk gejala dermatitis numularis.
-
Menjaga kelembapan kulit. Ini dapat dilakukan dengan berendam atau mandi dengan air hangat setidaknya selama 20 menit, setidaknya satu kali sehari.
-
Menggunakan pelembab setelah mandi. Tujuannya adalah menjaga kelembapan kulit dan mengatasi rasa gatal serta krusta pada kulit.
-
Menggunakan pengobatan sesuai anjuran dokter. Dokter dapat meresepkan krim khusus dan salep antiinflamasi untuk mengatasi peradangan (kemerahan dan pembengkakan) serta rasa gatal. Jika ada infeksi bakteri pada kulit, dokter juga dapat meresepkan antibiotik.
Pencegahan
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah dermatitis numularis adalah:
-
Menggunakan pelembab setidaknya satu kali sehari, terutama ketika kulit tidak kering.
-
Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau membuat kulit kering. Berendam atau mandi dengan air hangat selama 20 menit dapat membantu mencegah timbulnya gejala.
-
Menggunakan pembersih atau sabun kulit yang tidak mengandung bahan iritatif.
-
Menggunakan pakaian yang tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Pilih pakaian yang longgar dan hindari bahan yang kasar, seperti wol, yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Komplikasi
Dermatitis numularis dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:
-
Infeksi sekunder: Ketika kulit teriritasi dan rusak akibat dermatitis numularis, bakteri atau jamur dapat masuk ke dalam luka dan menyebabkan infeksi sekunder. Infeksi ini dapat memperburuk gejala dermatitis numularis dan memerlukan pengobatan dengan antibiotik atau antijamur.
-
Dermatitis atopik: Beberapa orang dengan dermatitis numularis juga memiliki riwayat dermatitis atopik atau memiliki faktor risiko yang sama. Dermatitis atopik adalah kondisi kulit kronis yang ditandai dengan kulit kering, gatal, dan peradangan. Jika seseorang sudah menderita dermatitis numularis, mereka berisiko lebih tinggi mengalami dermatitis atopik juga.
-
Stres psikologis: Dermatitis numularis yang kronis dan mengganggu kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan stres psikologis, kecemasan, dan depresi. Gatal yang terus-menerus dan ketidaknyamanan kulit dapat mengganggu tidur dan kualitas hidup secara keseluruhan.
-
Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi: Setelah peradangan mereda, kulit yang terkena dermatitis numularis dapat mengalami perubahan warna. Hiperpigmentasi, yaitu peningkatan pigmen kulit yang menyebabkan area yang terkena menjadi lebih gelap, atau hipopigmentasi, yaitu penurunan pigmen kulit yang menyebabkan area yang terkena menjadi lebih terang, adalah komplikasi yang mungkin terjadi.
-
Lichenifikasi: Jika rasa gatal yang persisten mengganggu dan menyebabkan penggarukan yang berulang, kulit dapat mengalami lichenifikasi. Ini adalah kondisi di mana kulit menjadi tebal, kasar, dan berkerut.
Penting untuk memperhatikan gejala dermatitis numularis dan segera mencari perawatan medis jika gejala memburuk atau terjadi komplikasi. Dokter dapat memberikan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Artikel serupa tentang penyakit dermatitis kontak sudah pernah tayang di KlikDokter.