Bayi dan Balita

 

KELOMPOK USIA :

Bayi dan Balita < 5 Tahun

Skrining Bayi Baru Lahir

Skrining Bayi Baru Lahir

Pengertian

Skrining Bayi Baru Lahir (SBBL) merupakan pemeriksaan awal untuk mendeteksi kondisi atau permasalahan kesehatan yang mungkin tidak terlihat pada bayi baru lahir.

Skrining SHK, HAK dan G6PD dilakukan dalam 1 kali pengambilan sampel darah bayi.

Manfaat

Manfaatnya SBBL :

  • Mengetahui secara dini permasalahan Kesehatan sebelum adanya gejala, sehingga dapat ditindak lanjuti lebih awal
  • Mencegah atau mengurangi risiko komplikasi jangka panjang dengan memberikan perawatan yang diperlukan secara dini
  • Meningkatkan kualitas hidup bayi dengan mendeteksi dan mengatasi permasalahan Kesehatan lebih awal yang dapat mengganggu tumbuh kembang

Jenis Skrining

  1. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
  2. Skrining Penyakit Jantung Bawaan Kritis (PJB Kritis)
  3. Skrining Hiperlasia Adrenal Kongenital (S-HAK)
  4. Skrining Glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD)
  5. Skrining Pendengaran
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK): Cegah retardasi mental dan stunting pada bayi
Bayi dan Balita (< 5 Tahun)

Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK): Cegah retardasi mental dan stunting pada bayi

Data SSGI menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan, tetapi masih jauh dari target. Anak yang mengalami retardasi mental

Cegah Retardasi Mental dan Stunting, Kementerian Kesehatan Mewajibkan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) di Seluruh Fasyankes di Indonesia
Bayi dan Balita (< 5 Tahun)

Cegah Retardasi Mental dan Stunting, Kementerian Kesehatan Mewajibkan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) di Seluruh Fasyankes di Indonesia

Kementerian Kesehatan meluncurkan program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) bayi baru lahir di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia yang bertujuan

Kalender

Kampanye Kesehatan


Media Publikasi


Media Sosial


Podcast