TOPIK KESEHATAN

RABIES

Sebagai salah satu penyakit Zoonis yang dekat dengan masyarakat, penting bagi kita semua untuk mengetahui apa itu rabies, Apa saja hewan yang dapat menularkannya hingga bagaimana gejala dan pencegahan rabies.

Berbagai hal tersebut akan dijelaskan secara lengkap dan disertai dengan ilustrasi pendukung, guna mengendalikan dan meminimalisir potensi paparan rabies ditengah masyarakat.

Apa itu Rabies?

Rabies dikenal juga sebagai penyakit anjing gila. Rabies merupakan penyakit infeksi pada sistem syaraf pusat (otak) yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini dapat ditularkan melalui gigitan hewan yang terkena rabies.

 

Hewan apa yang dapat menularkan Rabies?

Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies pada manusia diantaranya adalah anjing, kucing, dan kera. Selain hewan tersebut, beberapa hewan liar yang dapat menularkan rabies yaitu rubah, musang, dan anjing liar. Di Indonesia, hewan yang paling sering menularkan rabies pada manusia adalah anjing (98%) dan sisanya oleh kucing dan kera ( 2%)

 

Bagaimana cara penularannya?

Virus rabies terdapat pada air liur hewan yang sakit rabies dan biasanya ditularkan kepada manusia/hewan lainnya melalui gigitan, cakaran serta jilatan pada kulit yang terluka atau selaput lendir mata dan mulut.

 

Penanganan Luka Gigitan/Cakaran

  1. Segera cuci luka gigitan/cakaran anjing, kucing, kera, dan hewan penular rabies lainnya dengan menggunakan deterjen/sabun dan air mengalir selama 15 menit kemudian berikan antiseptic.

  2. Segera kunjungu Puskesmas atau RS terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesuai SOP.

  3. Segera hubungi Dinas Peternakan untuk melaporkan hewan penggigit.

 

Ciri-ciri Rabies pada Manusia

Demam, mual, sakit tenggorokan, sakit kepala hebat, gelisah, takut air (hydrophobia), takut cahaya (photophobia), air liur berlebihan (hipersalivasi).

 

Ciri-ciri Rabies pada Anjing

Tipe Ganas

  1. Suara menjadi parau

  2. Tidak menurut perintah majikan

  3. Menggigit dan menyerang apa saja yang bergerak/dijumpai

  4. Lari tanpa tujuan

  5. Lupa pulang

  6. Berkelahi tak mau kalah

  7. Ekor berada diantara dua paha

  8. Kejang-kejang yang disusul kelumpuhan

  9. Biasanya mati dalam 4-7 hari setelah gejala pertama muncul

 

Tipe Tenang

  1. Bersembunyi di tempat gelap dan sejuk

  2. Tidak mampu menelan

  3. Mulut terbuka

  4. Air liur berlebihan

  5. Kejang-kejang berlangsung singkat bahkan sering tidak terlihat

  6. Kelumpuhan

  7. Kematian terjadi dalam waktu singkat

 

 

 

Bagaimana Cara Penanganan Luka Gigitan Hewan Penularan Rabies Pada Manusia (Post-esposure Treatment (PET)?

  1. Cuci luka gigitan secepatnya dengan sabun/deterjen pada air mengalir selama 15 menit lalu diberi antiseptik seperti obat merah dan sejenisnya.

  2. Segera pergi ke Rabies Center (Puskesmas atau Rumah Sakit) untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) atau VAR dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi.

  3. Berikan Serum Anti Rabies (SAR) seusai indikasi penanganan luka gigitan sesegera mungkin setelah terpapar hewan rabies, efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.

 

 

Cara Penanganan Hewan Penular Rabies Yang Menggigit Manusia

Jika terjadi kasus gigitan hewan penular rabies sedapat mungkin hewan penular rabies tersebut ditangkap dan diserahkan atau dilaporkan kepada petugas kesehatan hewan di Dinas yang membidangi kesehatan hewan setempat untuk diobservasi/diamati selama 14 hari.

 

Cara Pencegahan Rabies

  1. Ikat dan atau kandangkan hewan penular rabies

  2. Jika hewan penular rabies dibawa keluar rumah maka perlu dilengkapi pengaman mulut (dibrongsong)

  3. Vaksinasi hewan penular rabies secara berkala

  4. Jika manusia terlanjur tergigit, lakukan cuci luka dengan sabun atau deterjen menggunakan air mengalir selama 15 menit sesegera mungkin oleh penderita atau keluarga lalu segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat tatalaksana penanganan kasus gigitan hewan penular rabies sesuai prosedur

  5. Untuk kelompok risiko tinggi tertular rabies seperti petugas laboratorium berhubungan dengan virus rabies, vaksinator, dokter/perawat yang merawat pasien rabies, dokter hewan dan setiap orang yang mempunyai potensi kontak langsung dengan hewan penular rabies dapat diberikan imunisasi/kekebalan terhadap virus rabies (Pre exposure Immunization)

 

Tips Waspada Rabies

  1. Ikat dan berikan kalung tanda kepemilikan untuk hewan peliharaan

  2. Kandangkan anjing atau kucing peliharaan anda dan jangan diliarkan

  3. Vaksinasikan anjing atau kucing peliharaan anda secara teratur ke dokter hewan terdekat

  4. Hindari atau jangan terlalu dekat dengan anjing, kucing atau kera jika andaberada di wilayah-wilayah tertular rabies

 

Hoax Seputar Rabies

  1. Rabies Tidak Bisa Dicegah

Fakta: Rabies dapat dicegah dengan pemberian vaksin pada anjing atau kucing

  1. Rabies Tidak Bisa Disembuhkan

Fakta: Jika infeksi rabies dibiarkan berkembang maka tidak ada pengobatan yang efektif. Oleh karena itu utamakan pencegahan melalui pemberian vaksin dan pengandangan serta segera lakukan langkah penanganan jika tergigit hewan penular rabies

  1. Rabies Hanya Ditularkan Melalui Gigitan Hewan

Fakta: Penularan melalui gigitan hewan penular rabies merupakan cara yang paling umum. Akan tetapi, rabies juga dapat ditularkan melalui cakaran bila air liur hewan tersebut terdapat di kuku yang menyebabkan goresan

  1. Memberikan tanaman atau minyak tertentu pada luka gigitan akan mencegah rabies

Fakta: Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), langkah terbaik yang harus dilakukan setelah digigit hewan penular rabies adalah mencuci luka dengan segera minimal 15 menit. Setelahnya segera ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan serum anti rabies (SAR).

Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah tentang khasiat pengobatan alternatif dalam pencegahan rabies.

  1. Anjing dan Kucing peliharaan tidak perlu diberikan vaksin rabies

Fakta: ikuti anjuran dokter hewan Anda dalam vaksinasi hewan peliharaan. Hewan peliharaan dapat melarikan diri dan digigit oleh hewan liar yang mungkin menularkan rabies

  1. Gigitan hewan penular rabies tidak mengancam jiwa bagi manusia

Fakta: Sebaliknya, penanganan yang terlambat hampir pasti mengakibatkan kematian. Segera cuci luka gigitan dan akses fasilitas kesehatan untuk mendapatkan serum anti rabies.

  1. Gigitan anak anjing rabies tidak mengancam jiwa manusia

Fakta: Gigitan anak anjing rabies tetap berbahaya dan menjadi titik lengah dalam penularan rabies

 8. Tanaman Menir Dapat Menyembuhkan Seseorang dari Gigitan Anjing Rabies

Fakta: hinga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa tanaman menir dapat menyembuhkan luka gigitan anjing rabies. Sehingga melakukan pertolongan pertama pada rabies dan membawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan dan vaksin merupakan langkah yang harus dilakukan.

Aksi Bersama untuk Satu Tujuan, Satu Kesehatan untuk Semua “All for 1, One Health for All” Hari Rabies Sedunia, 28 September 2023
Dewasa (19-59 Tahun)

Aksi Bersama untuk Satu Tujuan, Satu Kesehatan untuk Semua “All for 1, One Health for All” Hari Rabies Sedunia, 28 September 2023

Penyakit Rabies  yang dikenal masyarakat dengan sebutan penyakit anjing gila merupakan penyakit mematikan baik pada manusia maupun hewan yang disebabkan

Kombinasi Ideal, Jantung Awet Muda dan Penampilan Terjaga
Dewasa (19-59 Tahun)

Kombinasi Ideal, Jantung Awet Muda dan Penampilan Terjaga

Apa benar, penyakit jantung hanya menyerang mereka yang paruh baya? Nyatanya, di Indonesia penyakit kardiovaskular masih menempati peringkat teratas penyebab

Cegah Silent Pandemic,  Indonesia Atur Penggunaan Antibiotik

Cegah Silent Pandemic, Indonesia Atur Penggunaan Antibiotik

Pada kegiatan pertemuan Side Event AMR dalam rangkaian G20, dr. Dante Saksono Harbuwono selaku Wakil Menteri Kesehatan RI menginisiasi pembahasan

3 Upaya Penting Kemenkes Dalam Menurunkan Stunting
Bayi dan Balita (< 5 Tahun)

3 Upaya Penting Kemenkes Dalam Menurunkan Stunting

Sebagai salah satu masalah kesehatan nasional, stunting perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, hingga

Kemenkes Gelar Temu Media di Bulan Imunisasi Anak Nasional
Anak-anak (5-9 Tahun)

Kemenkes Gelar Temu Media di Bulan Imunisasi Anak Nasional

Tepat pada 12 Mei 2022, Kementerian Kesehatan menggelar kegiatan seremonial temu media dalam rangka Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Temu

Penggerakan GERMAS Digital

Penggerakan GERMAS Digital

Koordinasi Implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Daerah telah dilaksanakan pada tanggal 8-10 Desember 2021 bertempat di Lido Lake Resort

Edukasi Tuberkulosis pada Anak dengan Buku Cerita “Hore, Tibi Sembuh”
Dewasa (19-59 Tahun) Anak-anak (5-9 Tahun) Lansia (60+ Tahun) Remaja (10-18 Tahun)

Edukasi Tuberkulosis pada Anak dengan Buku Cerita “Hore, Tibi Sembuh”

Menurut laporan WHO, Indonesia berada dalam daftar 30 negara dengan beban tuberkulosis tertinggi di dunia dan menempati peringkat tertinggi ketiga

Doa Bersama Menkes dan Pegawai terhadap Bencana Banjir Jabotabek
Dewasa (19-59 Tahun) Lansia (60+ Tahun) Remaja (10-18 Tahun)

Doa Bersama Menkes dan Pegawai terhadap Bencana Banjir Jabotabek

Bencana banjir yang terjadi di Jabotabek tentu menimbulkan duka mendalam terutama seluruh warga terdampak. Kementerian Kesehatan juga turut berduka atas

Persiapan Pelayanan Kesehatan Kemenkes untuk Mudik Natal dan Tahun Baru
Dewasa (19-59 Tahun) Anak-anak (5-9 Tahun) Lansia (60+ Tahun) Remaja (10-18 Tahun)

Persiapan Pelayanan Kesehatan Kemenkes untuk Mudik Natal dan Tahun Baru

Sebagai persiapan dalam menghadapi arus mudik di libur Natal dan Tahun Baru 2020, Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan lintas sektor

Tips Mencegah Banjir Menjelang Musim Hujan
Dewasa (19-59 Tahun)

Tips Mencegah Banjir Menjelang Musim Hujan

Banjir adalah salah satu hal sumber dari penyakit. Air yang tergenang bisa berasal dari mana saja dan akhirnya menyebabkan penyakit.

Hari Bidan: Peran Bidan dalam Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Dewasa (19-59 Tahun) Bayi dan Balita (< 5 Tahun)

Hari Bidan: Peran Bidan dalam Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bergandeng tangan bersama Ikatan Bidan di seluruh Indonesia terutama bidan yang berada di desa untuk

Mengenal Faktor Risiko  Penyakit Jantung Koroner
Dewasa (19-59 Tahun)

Mengenal Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular telah menyebabkan 17,6 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya. Penyakit kardiovaskular ini

Sedang Gencar Dikenalkan, Inilah 4 Fakta Seputar Pre-Marital Check Up
Dewasa (19-59 Tahun)

Sedang Gencar Dikenalkan, Inilah 4 Fakta Seputar Pre-Marital Check Up

Memeriksakan kondisi kesehatan tubuh sudah sepatutnya dilakukan masyarakat, termasuk pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Pasalnya, rangkaian tes yang Anda tempuh

Kemenkes Ajak Warga Tegal Rutin Cek Kesehatan
Dewasa (19-59 Tahun)

Kemenkes Ajak Warga Tegal Rutin Cek Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia saat ini semakin gencar menyuarakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di wilayah Kabupaten Tegal,Jawa Tengah. Kegiatan

Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah
Dewasa (19-59 Tahun)

Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah

Menjalankan pre marital check up (pemeriksaan kesehatan pra nikah) merupakan sebuah tindakan pencegahan yang wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya permasalahan

6 Latihan Fisik yang Bisa Dilakukan  Di Rumah
Dewasa (19-59 Tahun) Anak-anak (5-9 Tahun) Lansia (60+ Tahun) Remaja (10-18 Tahun)

6 Latihan Fisik yang Bisa Dilakukan Di Rumah

Disiplin perilaku hidup sehat, merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Karena dengan perilaku sehat melakukan aktivitas fisik setiap hari,

Hal-Hal yang Harus Diketahui Para Orang Tua Seputar Diare Pada Anak
Anak-anak (5-9 Tahun)

Hal-Hal yang Harus Diketahui Para Orang Tua Seputar Diare Pada Anak

Di musim seperti ini, Penyakit “Diare” sangat mudah terjadi, apalagi pada anak. Diare adalah kondisi yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi

Anak Demam? Berikut 7 Tips Turunkan Demam Anak Secara Alami yang Bisa Dilakukan di Rumah
Anak-anak (5-9 Tahun)

Anak Demam? Berikut 7 Tips Turunkan Demam Anak Secara Alami yang Bisa Dilakukan di Rumah

Setiap dari kita pasti pernah merasakan yang namanya demam, bahkan kepada anak-anak. Sebagai orang tua, umumnya pasti memiliki pengalaman anak

Lakukan Protokol Kesehatan ini jika Mengalami Gejala Covid-19
Dewasa (19-59 Tahun) Anak-anak (5-9 Tahun) Lansia (60+ Tahun) Remaja (10-18 Tahun)

Lakukan Protokol Kesehatan ini jika Mengalami Gejala Covid-19

Seiring mewabahnya virus Corona atau Covid-19 ke ratusan negara, Pemerintah menerbitkan Protokol Kesehatan. Protokol tersebut akan dilaksanakan di seluruh Indonesia

Sehat dengan Jamu, Ayo Minum Jamu
Dewasa (19-59 Tahun) Anak-anak (5-9 Tahun) Lansia (60+ Tahun) Remaja (10-18 Tahun)

Sehat dengan Jamu, Ayo Minum Jamu

Upaya peningkatan kualitas hidup manusia dapat diperoleh dengan meningkatkan kondisi kesehatan, dimana berpengaruh positif dalam pembangunan bangsa. Sebagai langkah untuk

Perubahan Pola Hidup Menyebabkan Peningkatan Kasus Penyakit Jantung
Dewasa (19-59 Tahun)

Perubahan Pola Hidup Menyebabkan Peningkatan Kasus Penyakit Jantung

Data Sample Registration System (SRS) 2014 menyatakan penyakit jantung menduduki peringkat kedua tertinggi setelah stroke untuk tingkat kematian terbanyak. Dr.

Tanggapan Menkes terkait Polusi Udara di Jakarta
Dewasa (19-59 Tahun)

Tanggapan Menkes terkait Polusi Udara di Jakarta

Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek mengatakan jika polusi udara di Jakarta disebabkan karena beberapa faktor seperti Transportasi, Industri, dan Pengelolaan

Alasan Berbuka Puasa dengan Air Putih Hangat Lebih Menyehatkan
Dewasa (19-59 Tahun)

Alasan Berbuka Puasa dengan Air Putih Hangat Lebih Menyehatkan

Sebagian besar orang biasanya memilih teh manis, jus, hingga sirup sebagai pelepas dahaga saat berbuka puasa. Namun, tak banyak yang

Berbagai Manfaat Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur
Dewasa (19-59 Tahun)

Berbagai Manfaat Minum Air Putih Setelah Bangun Tidur

Tahukah Anda kebiasaan sesimpel minum air putih setelah bangun tidur membawa benefit melimpah? Sejumlah penelitian membuktikan kebiasaan tersebut akan memulihkan

Promosi Kesehatan dalam Bencana
Dewasa (19-59 Tahun)

Promosi Kesehatan dalam Bencana

Dalam beberapa tahun terakhir Indonesia banyak mengalami bencana. Mengapa? Karena Indonesia dikelilingi oleh 3 lempengan tetonik yaitu lempengan Pasifik, lempengan

Kalender

Kampanye Kesehatan


Media Publikasi


Sosial Media


Podcast